Di tengah derasnya arus konten digital, dua nama mulai menarik perhatian netizen: Felicia Carissa dan Crimson Aperture. Keduanya bukan artis mainstream, bukan juga selebgram ber-verified, tetapi mereka memiliki kekuatan masif di dunia maya—terutama di platform seperti Twitter, Dood Telegram, dan Terabox leaks. Mereka bukan sekadar konten kreator biasa; mereka adalah simbol kebangkitan gaya baru asupan viral yang misterius namun bikin candu.
Fenomena Baru: Asupan Visual dalam Format Underground
Felicia Carissa, dengan gaya elegan dan misterius, tiba-tiba muncul di linimasa Twitter banyak orang lewat video-video singkat yang disebut-sebut sebagai “asupan”. Asupan ini bukan sekadar konten lipsync atau dance biasa. Ia menghadirkan estetika visual yang unik—perpaduan antara sensual, seni, dan unsur cyberpunk. Lokasi video biasanya samar, pencahayaannya redup dengan efek neon, dan atmosfernya seperti adegan dari film “Blade Runner”.
Berbeda namun tetap seirama, Crimson Aperture lebih dikenal sebagai sutradara visual bayangan. Ia jarang muncul di kamera, tetapi dikenal lewat hasil editing dan storytelling visual yang khas. Banyak yang menyebut kontennya “berasa sinematik, tapi cuma berdurasi 2 menit.”
Uniknya, konten-konten mereka tak disebar secara publik di YouTube atau TikTok. Mereka memilih platform alternatif dan semi underground, seperti:
Justpaste.it: tempat mereka membagikan deskripsi dan link video
Doodstream / Dood Telegram: sebagai hosting video rahasia
Terabox: tempat backup lengkap konten mereka yang bisa diakses komunitas khusus
Rahasia Di Balik Nama ‘Crimson Aperture’
Nama Crimson Aperture sendiri seolah-olah mengandung makna dalam: “aperture” merujuk pada bukaan lensa kamera, sedangkan “crimson” adalah warna merah darah. Kombinasi ini menggambarkan gaya visual mereka—gelap, berani, dan menggoda.
Banyak teori bermunculan di komunitas pecinta konten visual bawah tanah. Ada yang mengatakan Crimson adalah mantan editor video fashion show internasional yang kini memilih jalur indie. Ada juga yang percaya dia adalah bagian dari komunitas seni visual rahasia bernama “Nyx Vision” yang hanya muncul sekali setahun di forum tertutup.
Felicia Carissa: Bukan Sekadar Wajah Cantik
Felicia Carissa, di sisi lain, menjadi wajah dari proyek Crimson. Ia bukan sekadar model biasa. Netizen menyebutnya punya karisma ala cyber-angel, memikat tapi tetap terasa tidak terjangkau. Salah satu video yang paling viral adalah ketika ia berdiri di tengah hujan neon, hanya memakai kacamata hitam dan gaun transparan berwarna hitam, dengan teks “You are not supposed to be here…” muncul di bagian bawah.
Netizen menyebut video itu sebagai “asupan spiritual viral”, karena setelah menontonnya, perasaan mereka tidak hanya tertarik secara visual tapi juga seperti ada emosi aneh yang terbawa. Ada yang bilang efeknya seperti “abis mimpi aneh tapi keren.”
Peran Platform Alternatif: Dood, Telegram, dan Terabox
Mengapa mereka tidak memilih platform besar? Jawabannya mungkin karena mereka ingin mempertahankan kesan eksklusivitas dan kerahasiaan. Di Twitter, Felicia hanya membagikan potongan teaser. Untuk melihat full version, harus mengikuti link ke Doodstream atau Terabox.
Bahkan, ada beberapa fans yang rela membayar untuk mendapat akses ke folder pribadi mereka di Terabox yang diberi nama “Room Zero Project”. Di sana, kabarnya ada footage yang lebih eksperimental dan konten yang tak pernah dibagikan ke publik.
Telegram juga menjadi senjata rahasia mereka. Channel pribadi mereka tumbuh cepat dan hanya menerima pengguna yang diundang. Di sana, ada diskusi, live Q&A (tanpa suara, hanya teks dan gif!), serta bahkan “penyiaran cerita pendek interaktif” yang dibawakan Felicia dalam bentuk video bisu.
Mereka Ibarat “Abarus” di Dunia Konten Underground
Bagi pecinta seni dan visual, pasangan ini dianggap seperti Abarus—tokoh fiktif yang dianggap selalu menang dalam setiap pertunjukan nyanyian melawan raksasa industri. Mereka bukan bagian dari label besar, tapi bisa mengalahkan popularitas konten yang dikerjakan oleh tim profesional.
Di balik kesederhanaan alat (katanya hanya pakai kamera mirrorless murah dan LED strip), mereka berhasil menciptakan atmosfer megah. Dan netizen menyukainya bukan karena kualitas teknis, tapi jiwa dalam kontennya.
“Video mereka kayak puisi yang diubah jadi gambar bergerak,” tulis seorang netizen di Twitter.
Apa Tujuan Mereka Sebenarnya?
Beberapa berspekulasi bahwa ini hanyalah strategi branding untuk sesuatu yang lebih besar: mungkin peluncuran NFT, film indie, atau bahkan revolusi cara orang mengonsumsi konten asupan. Yang jelas, Felicia dan Crimson berhasil menciptakan dunia mereka sendiri di tengah kebisingan sosial media mainstream.
Akhir Kata: Viral Bukan Sekadar Ramai
Felicia Carissa dan Crimson Aperture adalah bukti bahwa viral tidak harus datang dari hal-hal heboh atau skandal. Mereka menunjukkan bahwa dengan seni, atmosfer, dan misteri, kita bisa menciptakan magnet digital yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata biasa.
Dari Justpaste.it yang jadi katalog rahasia, hingga Terabox yang jadi lemari konten tersembunyi, mereka menata jalur berbeda yang kini diam-diam diikuti banyak kreator muda.
Mungkin, suatu saat nanti, nama mereka akan masuk ke arsip digital sebagai dua pelopor konten asupan visual yang bukan hanya viral—tapi juga legendaris.